Pengalaman hidup

Ketika mimpi tidak ada niat untuk berjuang. Mengabaikan waktu sangatlah cepat dan mementingkan kesenangan daripada berusaha untuk menggapai cita-cita.

Saya seorang mahasiswi fakultas sastra, sebelumnya saya masuk kejurusan ini tidak ada modal berbahasa asing. Karena sejak aku SD sampai SMA kurang menyukai untuk belajar bahasa inggris.

Setelah aku duduk pertama kali di bangku kuliah aku syok bukan kepala. Kelas pertama dosen yang masuk menggunakan bahasa inggris dan tidak menggunakan bahasa indonesia satu katapun. Aku pun berpikir, Sir ini bilang apa dari tadi?. Apa yang di jelaskannya jantungku pun seakan berhenti dan tanganku kedinginan. Bagaimana jika dosen itu bertanya kepadaku apa yang ku jawab? Karena aku hanya diam dari tadi bagaimana jika dosen itu bertanya tiba-tiba?. Apa yang harus aku lakukan teman-temanku pasti menertawakan aku karena tidak tahu apa- apa tapi berani memilih jurusan ini. Dalam hatiku terus bertanya seperti orang mau beratam terhadap diriku sendiri.

Saya sekali-kali melihat sekelilingku dan melirik teman-temanku. Aku pikir mereka itu pasti pintar-pintar tidak ada wajah cemas dimuka mereka.  Cuma akulah yang kelihatan panik dan tidak bergerak sama sekali. Setelah beberapa waktu aku tidak fokus untuk belajar karena aku tidak paham dengan materi yang di sampaikan.

Kemudian teman yang di belakang aku bertanya kepadaku kamu mengerti apa yang di katakan Sir Andi itu? Aku jawab tidak. Dia pun tersenyum dalam hatiku dia mengejekku. Tapi aku kaget ketika dia berkata aku juga tidak mengerti. Kami baru berteman dan berkenalan dan sudah akrab.

Setelah dua semester telah aku lewati aku sedikit tertekan dengan belajar setelah satu tahun menganggur baru melanjut kuliah.

Aku menyadari bahwa aku tidak punya keahlian dalam jurusan yang aku pilih ini tapi aku mau pindah jurusan  itu butuh waktu lagi setelah melewati satu tahun ini jika aku pilih jurusan lain aku harus mengulang dari awal lagi. Membutuhkan uang yang cukup banyak apalagi kebutuhanku tidak mengcukupi gaji tidak besar 1,5jt perbulan. Klo di pikir-pikir memang cukup karena aku orangnya tidak bisa menghemat kadang itu tidak cukup untuk sebulan sehingga aku harus beruntang sama teman kelasku atau di tempat kerjaku. Aku juga tidak bisa memanajenkan keuanganku sendiri karena aku tidak berpikir kalau uang itu sulit aku dapatkan tapi aku tidak demikian. Aku  menerima gaji tengah bulan sudah habis jadi gaji terpotong dengan melunasi hutangku. Aku juga tidak mau hutangku tidak terbayar setelah gajian aku lunasin semuannya sehingga sisanya aku gunakan untuk kebutuhan sehariku dan uang kuliah dan beli kebutuhan kuliah.

Aku merantau di kota untuk kerja sambil kuliah orang tuaku tidak mampu untuk menyekolahkan aku untuk kuliah jadia aku pun memilih kampus swasta ini karena dekat dengan tempat kerjaku dan kosku. Sehingga biaya ongkos tidak mengeluarkan biaya agar hemat sedikit.

Biayaku ku tanggung sendiri tanpa bercampur tangan dari orang tua. Aku ingin bekerja keras tapi aku lupa untuk belajar aku menganggap kuliahku seperti tempat bermain saja. Ketika aku di kelas aku cepat merasa bosan karena tugas selalu ada semakin hari semakin bertumpuk.

Aku memang bodoh mungkin karena kau tidak mau peduli dengan kerja kerasku sehingga banyak waktu yang telah aku buang dengan sia-sia. Akhirnya aku yang bodoh ini terlihat buruk tidak ada semangat untuk belajar. Aku lebih memilih untuk membaca novel berjam-jam tanpa ada rasa bosan setelah itu aku buka youtobe untuk mendengarkan lagu kadang menonto film atau drama korea. Aku melupakan tugas kuliahku tidak peduli dengan nilaiku aku selalu diam di dalam kelas maupun di tempat kerjaku. Kecuali kalau aku di kos aku baru membuka wawasanku berbicara pada temanku dan curhat tapi itu tidak lama. Karena aku kuliah pagi, siang pulang kampus kadang nggk ada teman di kos karena mereka juga sibuk dengan kerja mereka. Kami satu kos itu semua cewek cuma dua orang tidak kerja karena di biayai oleh orang tua mereka. Yang lainnya semua kuliah dan kerja paruh waktu jadi semuanya sibuk.

Aku terbiasa dengan lingkunganku seperti ini membuatku terasa nyaman. Tidak ada yang mengganggu atau mengkhawatirkan karena aku berstatus jomblo....😁😁😁
Mungkin banyak orang berpikir seharusnya di bangku perkulihan pasti sudah memiliki pacar tapi aku tidak berpikir demikian. Sejak dari dulu sampai sekarang 21 tahun tidak berpacaran tidak merasakan itu arti sebuah arti hubungan lawan jenis karena tidak pernah mempunyai pacar.

Kehidupanku sibuk dengan hobiku sendiri aku ingin bebas tanpa ada ikatan apapun sehingga aku berkomitmen untuk tidak berpacaran. Karena aku tidak ingin kehilangan  dengan apa yang telah aku miliki. Hak dan kewajibanku sebagai anak perempuan tidak di larang sama orang tuaku sehingga kami pun anak-anak tidak ingin mengecewakan  mereka. Aku pun bisa membuat sesuatu sesuai dengan keinginanku tapi aku dari kecil tidak memiliki sifat cewek lemah.

Aku memiliki sifat keras kepala dan melawan seperti anak laki-laki. Aku tidak memiliki rasa takut dalam diriku sehingga dalam menghadapi masalah saya lebih tegas lebih laki-laki. Tapi yang mengalahkanku jika marah adalah cuma satu senyuman. Jika aku melihat orang tersenyum marah pun cepat terkendali dan mengontrol emosiku.

Yang paling aku tidak sukai dari seseorang yaitu lebay, pura-pura baik dan sombong. Ketika hal ini terihat olehku aku tidak ingin bergaul dengan orang itu. Bersikap seperti sederhana dan berpenampilan rapi itu pun aku kagumin. Sopan dan santun itu sangat baik terhadapku mungkin aku juga memiliki sifat acuh tah acuh tapi jika aku sudah mengenal sikap itu tidak pernah ada.





Comments

Novel, cerpen dll

Terjemahan Who Needs It? by Joanne Miller

Perjuangan dalam menulis kisah cinta

Terjemahan pcant buy me love