Di sebuah desa jauh dari pendalaman hidup seorang janda dan kedua putrinya, kedua putrinya tumbuh dewasa menjadi gadis yang sangat cantik dan menawan. Suatu hari anak sulungnya menyelesaikan pendidikannya sekolah menengah atas (SMA), putri sulung ini berkeinginan mencari uang di luar kota.
Tentu sang ibu sangat berat hati melepaskan putri sulungnya karna ibunya sangat sayang terhadap putri sulungnya. Tetapi, putri sulungnya tetap memaksa keinginannya mencari kerja di kota karna menurutnya di desa hanya menyiksa ibunya untuk kebutuhannya. Dengan berat hati sang ibu merelakan putrinya pergi dan beberapa hari sebelum putrinya pergi mereka merasa tak ingin berpisah. Tangisan sang ibu terus mengalir di pipinya dan begitu juga dengan putrinya. Tiba hari dimana anak sulung itu berangkat dengan membawa tas rangsel dan koper dan ibunya memberikannya bekal berupa uang untuk keperluannya sebelum dia dapat kerja.
Ibu...,doain anakmu ini semoga cepat dapat kerja dan bisa mengirim untuk ibu dan adik. Dengan tangisan yang sangat deras berderai. "ia nak, ibu selalu berdoa untukmu siang dan malam ibu selalu mendoakanmu". Dia berpesan kepada adiknya"dek...jaga ibu ya jangan buat ibu menangis kakak akan janji pada adik kalau kakak sudah kerja, kakak akan mengirim uang kepada kalian". Dengan memeluk ibunya dan adiknya untuk melepaskan rasa rindunya. Saat putri sulungnya melangkahkan kakinya naik ke bus ibunya memandang terus hingga bus itu hilang dari pandangannya.
Di perjalanan gadis ini masih sedih dan menangis karna merasa dirinya sendiri
dan terus ingat ibunya dan adiknya. Ibu yang ada di sampingnya bertanya" adik ini mau kemana? Jawabnya "ke kota Bu untuk mencari kerja". Selama diperjalanan ibu itu banyak ngobrol sama gadis itu. Sehingga ibu itu menawarkan kerja kepadanya. Dia sangat senang dan berterimakasih kepada ibu itu. Nak, namamu siapa? Ibu sudah lupa tanya padahal kita sudah nobrol di sepanjang jalan, tanya ibu. Ia ibu nama saya Cinta Lestari biasa di panggil Cinta sambil berjabat tangan, nama ibu siapa? Nah nama ibu Dewi Antriana panggil jha Ibu Dewi.
Sesampai di kota Cinta merasa matanya merasa terbuka melihat gedung yang sangat tinggi sehingga Cinta lupa karna merasa heran. Dalam hati kota memang terlalu besar karna selama ini dia hanya melihat di layar TV. Tiba-tibs Ibu Dewi memanggilnya dan menganjaknya makan di sebuah restoran. Mereka makan di sebuah restoran milik ibu Dewi, "Bu makanannya mewah-mewah ya pasti mahal". Ibu Dewi hanya tersenyum melihat sikap polos Cinta. Cinta bertanya " Bu setelah kita makan apa saya langsung kerja? Kata ibu Dewi tidak. Kamu harus istrahat dulu dirumah Ibu besok baru kamu bisa kerja.
Sesampai di kota Cinta merasa matanya merasa terbuka melihat gedung yang sangat tinggi sehingga Cinta lupa karna merasa heran. Dalam hati kota memang terlalu besar karna selama ini dia hanya melihat di layar TV. Tiba-tibs Ibu Dewi memanggilnya dan menganjaknya makan di sebuah restoran. Mereka makan di sebuah restoran milik ibu Dewi, "Bu makanannya mewah-mewah ya pasti mahal". Ibu Dewi hanya tersenyum melihat sikap polos Cinta. Cinta bertanya " Bu setelah kita makan apa saya langsung kerja? Kata ibu Dewi tidak. Kamu harus istrahat dulu dirumah Ibu besok baru kamu bisa kerja.
Keesokkan harinya Cinta memulai kerja sesuai dengan apa yang di katakan Ibu Dewi kepadanya. Dia bekerja di sebuah rumah yang begitu besar dan keluarga yang sangat kaya. Dia kerja sebagai asisten rumah tangga, beberapa hari dia lalui dengan kerja keras yang dilakukannya tanpa dia mengeluh. Kadang-kadang dia menangis dan teringat sama Ibunya di kampung. "Saya harus kuat tak boleh mengeluh demi ibu dan adikku, aku harus bekerja keras". Air matanya terus menerus mengalir dan bekerja membersihkan rumah. Di rumah itu tinggal beberapa orang saja, Ibu Rita dan ketiga anaknya. Dua laki-laki satu perempuan. Anak laki-lakinya yang bungsu masih kuliah kedokteran diluar negeri bernama Rival dan kedua masih duduk di bangku SMA kelas dua bernama Andi dan anak perempuannya masih SD kelas enam bernama Sifa.
Anak-anaknya sangat manja dan banyak sekali permintaan sehingga Cinta dengan sabar melakukannya kadang yang satu minta ini yang satu minta itu dan permintaan berbeda-beda. Kak Cinta...Rival memanggil karna Cinta lebih tua umurnya daripada Rival beda satu tahun. Kadang Cinta risih dengan dia karna sudah besar masih nyuruh-nyuruh.
Comments
Post a Comment