Cerita masalah kebutuhan ekonomi mahasiswi
Perkembangan ekonomi semakin maju, bertambahnya kebutuhan harga pokok semakin naik tapi penghasilan menurun. Kalau di pikir" keadan yang saya alami saat ini sangat terpuruk dalam memenuhi kebutuhan. Utang dimana-mana sehingga tubuh ini kurus terkuras bukan karna tidak makan tapi karna pikiran. Memikirkan bagaimana cara melunasi pinjaman yang yang telah saya pakai. Aduhh... Apa yang harus aku lakukan untuk menyelesaikan masalah ini? Mungkin di luar sana juga merasakan hal yang sama denganku, membutuhkan uang tambahan, gaji juga tak seberapa. Sehingga hatiku merasa sakit, gelisah dan khawatir. Saya juga menyadari bahwa saya bukan anak orang kaya, saya bekerja keras untuk membiayai uang kuliah saya dan ke butuhan sehari-hari saya. Orang tua saya juga di kampung kehidupannya sederhana. Mereka juga banyak kekurangan dalam kebutuhan sehari-hari.
Ini memang sudah takdir dalam menjalani kehidupan di kota, saya memang banyak ke inginan tapi apa daya materi kekurangan. Saya ingin mencari pekerjaan atau pindah mencari kerja yang baru. Mencari kerja yang gajinya lumayan besar tapi mencari kerja di kota memang sulit. Banyak yang pengangguran dan semakin hari bertambah juga orang yang mau kerja tapi lowongan kerja tidak bertambah. Apalagi kerja paruh waktu itu sulit di dapat bagi yang sudah kuliah karna waktu kerja tidak menentu.
Untuk sementara saya harus tetap berdiam diri dalam pekerjaan ini, saya harus tetap bersabar dan pada akhirnya nanti akan berakhir.
Kuliah sambil kerja memang sulit untuk di jalankan, bertambah lagi tugas" dari dosen semakin hari semakin menumpuk banyak dan tambah lagi masalah-masalah di tempat kerja.
Waktu belajar pun tidak terpikirkan sehingga waktu kuliah hanya terlewati begitu saja. Saya juga mengalami hal ini kadang makan alar kadar saja, nasi dan garam dan hal itupun terlewati sehingga menjadi suatu kebiasaan. Tak heran bila seseorang dulunya di samping orang tua gemuk dan kehidupan sehari-harinya menyenangkan karna tidak memikirkan apa" yang penting makan. Hidup jauh dari orang tua sangat menyakitkan tapi mengajari kita untuk mandiri dan dewasa. Mengenal dunia kita dan posisi kita.
Y
Ini memang sudah takdir dalam menjalani kehidupan di kota, saya memang banyak ke inginan tapi apa daya materi kekurangan. Saya ingin mencari pekerjaan atau pindah mencari kerja yang baru. Mencari kerja yang gajinya lumayan besar tapi mencari kerja di kota memang sulit. Banyak yang pengangguran dan semakin hari bertambah juga orang yang mau kerja tapi lowongan kerja tidak bertambah. Apalagi kerja paruh waktu itu sulit di dapat bagi yang sudah kuliah karna waktu kerja tidak menentu.
Untuk sementara saya harus tetap berdiam diri dalam pekerjaan ini, saya harus tetap bersabar dan pada akhirnya nanti akan berakhir.
Kuliah sambil kerja memang sulit untuk di jalankan, bertambah lagi tugas" dari dosen semakin hari semakin menumpuk banyak dan tambah lagi masalah-masalah di tempat kerja.
Waktu belajar pun tidak terpikirkan sehingga waktu kuliah hanya terlewati begitu saja. Saya juga mengalami hal ini kadang makan alar kadar saja, nasi dan garam dan hal itupun terlewati sehingga menjadi suatu kebiasaan. Tak heran bila seseorang dulunya di samping orang tua gemuk dan kehidupan sehari-harinya menyenangkan karna tidak memikirkan apa" yang penting makan. Hidup jauh dari orang tua sangat menyakitkan tapi mengajari kita untuk mandiri dan dewasa. Mengenal dunia kita dan posisi kita.
Y
Comments
Post a Comment